Bagi small business owner, pasti frustasi banget terus-terusan kehilangan pelanggan dan tidak mengetahui apa yang menjadi penyebabnya. Solusi yang tepat untuk mengetahui akar masalah kehilangan pelanggan (atau masalah lainnya yang berhubungan dengan pelanggan) adalah dengan memahami marketing funnel! Yuk simak penjelasannya berikut ini.
Marketing funnel adalah sebuah model visualisasi dari customer journey/perjalanan pelanggan. Marketing funnel merepresentasikan tahap-tahap pelanggan dari baru mengetahui produk/bisnis, sampai jadi pelanggan loyal.
Sesuai dengan namanya, marketing funnel dimodelkan dalam bentuk corong, yang mengilustrasikan bahwa beberapa pelanggan akan gugur dalam menjalani marketing funnel dan menghasilkan lead pelanggan dengan kualitas terbaik. Namun, kalau #HaloKawan betul-betul memahami cara berpikir customer journey, pelanggan yang gugur tentu bisa diminimalisasi.
Mari kita bahas tahapan marketing funnel satu per satu!
Tahap-Tahap Marketing Funnel
Pada akhir abad ke-20, Elias St. Elmo Lewis membuat model tahapan hubungan pelanggan kepada bisnis atau marketing funnel yang terdiri dari awareness, interest, desire, dan action (AIDA).
Namun, tak jarang para bisnis mengelompokkan model AIDA menjadi 3, yaitu: Top of the Funnel (TOFU: awareness), Middle of the Funnel (MOFU: interest dan desire), dan Bottom of the Funnel (BOFU: action). Tahapan marketing funnel juga bisa dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan small business-mu, #HaloKawan!
Top of the Funnel (TOFU)
Top of the Funnel (TOFU) merujuk pada situasi di mana calon pelanggan menyadari brand #HaloKawan menyediakan solusi untuk masalah pelanggan.
1. Awareness
Berada di bagian marketing funnel dari atas, pada tahap awareness para calon pelanggan baru mulai mengenal brand #HaloKawan secara sekilas. Bisa jadi si calon pelanggan menemukan brand kamu lewat iklan yang kamu pasang, atau dari konten kamu yang lewat di timeline platform media sosial mereka.
Tujuan funnel ini tentunya membangun awareness dengan memaparkan solusi yang dibawa oleh brand #HaloKawan. Membangun awareness kepada calon pelanggan bisa dimulai dari membuat konten SEO (search engine optimization) agar mudah ditemukan di Google, membuat iklan berbayar menarik di platform media sosial. Dengan demikian, brand #HaloKawan dapat menyaring para calon pelanggan dan memasuki funnel selanjutnya.
Baca Juga: Langkah Jitu Tingkatkan Brand Awareness Lewat Content Marketing
Middle of the Funnel (MOFU)
Pada MOFU, calon pelanggan atau prospek menginginkan solusi yang ditawarkan brand dan sedang mempertimbangkan pilihan lainnya.
2. Interest
Setelah tahap awareness menyaring pelanggan, tahap interest menyisakan pelanggan yang tertarik dengan produk brand #HaloKawan.
Tentunya, tujuan akhir adalah calon pelanggan mau meneruskan perjalanan mereka hingga mencapai konversi. Untuk itu, #HaloKawan perlu fokus untuk memberikan lebih banyak informasi terkait produk brandmu agar semakin menarik minat calon pelanggan dan dapat menimbang produk brand kamu dengan produk brand lain.
Untuk menjaga perhatian calon pelanggan, #HaloKawan perlu membuat konten marketing yang engaging dan terpersonalisasi seperti edukasi tentang produk kamu yang relate ke masalah yang dialami calon pelanggan. Diharapkan, calon pelanggan akan follow media sosial brand #HaloKawan untuk mengetahui lebih lanjut produk dan memerhatikan produk ke depannya.
3. Desire
Pada funnel desire, #HaloKawan sudah selangkah lagi lebih dekat meyakinkan calon pelanggan! Pada funnel ini, pelanggan sudah mencari tahu lebih dalam dan membandingkan produk kamu dengan produk dari brand lain. Calon pelanggan ingin menemukan alasan lebih dalam selain produk yang memberikan solusi untuk mempercayai brand kamu.
Oleh karena itu, pada tahap MOFU ini brand #HaloKawan harus bisa menjaga reputasi sehingga membuat calon pelanggan bisa memercayai brand kamu. Misalnya, dengan posting konten testimoni pelanggan lain, membuka kolom FAQ (frequently ask questions) dan berinteraksi dengan kasual, membuat tutorial atau demo produk kamu, dan lain sebagainya. #HaloKawan juga bisa memberikan free trial produk agar calon pelanggan bisa mendapatkan pengalaman langsung.
Baca Juga: Mengembangkan Content Plan Lewat Instagram Insight
Bottom of the Funnel (BOFU)
Pada BOFU, prospek memutuskan untuk menggunakan solusi yang ditawarkan brand dan menjadi pelanggan.
4. Action
Selamat! calon pelanggan #HaloKawan sudah memutuskan untuk membeli produk, nih. Tinggal cari waktu yang pas saja untuk check out barang. Terkadang, calon pelanggan juga masih bisa keluar dari customer journey, jadi #HaloKawan perlu mengupayakan untuk mempertahankan mereka.
Cara-cara yang bisa dilakukan untuk mendorong pelanggan melakukan konversi adalah dengan memberikan diskon atau cashback, memberikan jaminan kepada produk bila tidak memuaskan, dan menjaga jalannya konversi lancar tanpa kendala yang berarti.
Jangan lupa untuk memberikan layanan after sales untuk menjaga loyalitas, kepercayaan, dan advokasi pelanggan. Misalnya dengan menanyakan review produk, atau memberikan diskon lebih banyak khusus pelanggan lama, pelanggan #HaloKawan akan mau merekomendasikan produk kamu ke orang lain.
Dari penjelasan mengenai marketing funnel di atas, memahami perjalanan pelanggan adalah sesuatu yang sangat berguna untuk #HaloKawan ketahui. Dengan membagi funnel, #HaloKawan dapat menyusun strategi marketing dengan lebih efektif, efisien, dan tepat sasaran.
Bermanfaat? Bagikan artikel ini ke teman-teman yang membutuhkan ya, #HaloKawan! Kalau kamu ingin mendapat kabar terbaru seputar brand news, marketing tips, dan social media updates, ikuti terus HalokaTalks!
Ditulis oleh: Indra Kurniawan
Disunting oleh: Stephanie Regina, Deborah Patricia, Gracia Yolanda Putri
Sumber:
- Marketing Funnels: Everything You Need to Know (Mei 2023)
- How Marketing Funnels Work [The Easiest Way to Create One]
- The Marketing Funnel: What It Is & How It Works (Maret 2023)
- Marketing Funnel