Perilaku belanja saat ini sudah bergeser, #HaloKawan. Sejak 2020, seseorang rata-rata memiliki 8.4 akun media sosial per orang. Pelanggan akan mencari review di media sosial terlebih dulu sebelum memutuskan untuk membeli barang!
Review sekarang jadi pertimbangan kita membeli sebuah produk. Kalau review-nya kurang bagus, kita mengurungkan niat untuk beli. Review sangat berpengaruh terhadap kepercayaan kita kepada sebuah produk atau brand-nya.
Faktanya, 92 persen konsumen di seluruh dunia lebih percaya kepada earned media, seperti rekomendasi dari teman dan keluarga daripada jenis promosi produk lainnya. 70 persen konsumen juga menyatakan review produk online sebagai sumber informasi produk paling terpercaya kedua.
Kita juga jadi memperhatikan, dari siapa sih review yang kita baca? Dari influencer atau memang betulan review dari pengguna produk. Bahasa kerennya, dari User Generated Content (UGC) atau dari Influencer Generated Content (IGC). Yuk kita bahas!
User Generated Content vs. Influencer Generated Content, Apa Perbedaannya?
User Generated Content (UGC) adalah konten yang dibuat secara sukarela oleh pelanggan berdasarkan pengalaman mereka menggunakan produk yang dibagikan ke media sosial seperti Instagram, Twitter, YouTube, TikTok, dan lain sebagainya.
Karena sukarela, User-Generated Content disebut sebagai konten organik/earned media. UGC dapat menarik perhatian warganet dan memancing diskusi tentang brand. Dari sini, brand dapat mengumpulkan informasi tentang sentimen produk yang autentik.
Sementara itu, Influencer-Generated Content (IGC) adalah konten yang dibuat influencer berdasarkan permintaan brand lewat kolaborasi atau perjanjian yang menguntungkan kedua belah pihak/paid media.
Influencer/Key Opinion Leader (KOL) adalah orang-orang yang ahli dalam mempromosikan produk dan dipercaya oleh brand untuk menggerakkan pelanggan agar melakukan pembelian.
Apa saja sih kelebihan dan kekurangan masing-masing UGC dan IGC? MinKa paparkan di bawah ini!
Kelebihan dan Kekurangan User Generated Content
Menurut Merkley and Partners, 16 persen brand kini telah membuat strategi UGC marketing yang efektif karena User Generated Content membuat konten promosi menjadi lebih personal. 35 persen Gen Z lebih percaya kepada UGC, selain itu 30 persen Millennial menghabiskan waktu di media sosial untuk menonton UGC.
70 persen UGC yang ada di internet saat ini merupakan hasil sharing para Millennial yang punya buying power. Simak kelebihan dan kekurangan User Generated Content di bawah ini!
Kelebihan User Generated Content:
1. Hemat Biaya
UGC dibuat oleh pengguna produk secara sukarela, apalagi jika UGC yang dibuat adalah review positif tentang produk. Brand tidak perlu mengeluarkan ongkos apapun untuk mendapatkan review positif yang dapat mendorong konsumen lainnya untuk melakukan konversi.
2. Meningkatkan loyalitas konsumen kepada brand
Review positif yang autentik dari pengguna produk dapat membantu brand membangun image yang baik kepada pelanggan lainnya dan menimbulkan rasa percaya terhadap produk, sehingga meningkatkan brand loyalty.
3. Meningkatkan brand awareness
User Generated Content bisa membantu mengenal produk brand-mu kepada audiens yang baru. Selain itu, UGC juga jadi social proof testimoni yang bisa kamu embed di e-commerce atau media sosial brand-mu.
Kekurangan User Generated Content:
1. Potensi review negatif
Brand tidak bisa mengontrol opini sebuah User Generated Content. Bila seseorang memproduksi UGC negatif, image yang telah dibangun brand dapat berpotensi tercemar.
Namun, ini jadi kesempatan bagi brand untuk merespons secara transparan dan ramah. Kritik mengenai produk dapat dijadikan pembelajaran untuk mengembangkan produk selanjutnya.
2. Dibuat oleh sumber kurang terpercaya
User Generated Content dibuat oleh pelanggan produk yang tidak memiliki latar belakang/ekspertise tentang produk yang di-review. Konten mungkin tidak dapat menunjukkan kekuatan dan kelemahan sebuah produk dengan jelas, sehingga sebagian orang ragu untuk mempercayai UGC.
Kelebihan dan Kekurangan Influencer Generated Content
93% marketer sudah pernah menggunakan IGC marketing untuk brand mereka, dan sekarang jadi salah satu strategi marketing yang wajib dilakukan. 60% marketer bilang bahwa Influencer Generated Content lebih sukses meningkatkan engagement daripada post dari brand.
61% pelanggan lebih percaya kepada IGC daripada post dari brand. Simak kelebihan dan kekurangan Influencer Generated Content berikut ini!
Kelebihan Influencer Generated Content:
1. Konten yang positif
Karena Influencer Generated Content merupakan hasil kerjasama antara influencer dan brand, influencer akan mencoba menonjolkan kekuatan produk yang positif. Hal ini dapat memberikan brand publisitas yang baik dan influencer dapat menjaga hubungan baik dengan brand.
2. Dibuat oleh ekspertise
Brand tentunya memilih influencer yang sesuai dengan nilai-nilai brand dan influence yang ia miliki di masyarakat. Misalnya jumlah followers, niche audience, relevansi influencer terhadap produk. Sehingga, influencer yang terpilih dapat memberikan poin kelebihan dan kekurangan produk dengan jelas dan dapat dipercaya.
3. Meningkatkan kredibilitas brand
Karena brand memilih influencer yang relevan maka review influencer dapat membuat pelanggan lebih percaya terhadap produk dan brand. Pelanggan juga lebih percaya kepada seseorang yang mereka respect/idolakan seperti influencer.
Kekurangan Influencer Generated Content:
1. Bias terhadap produk
Karena kerjasama yang dilakukan brand bersama influencer, review produk bisa saja tidak autentik atau tidak memberitahu pelanggan sepenuhnya mengenai kekurangan produk.
Namun, hal ini dapat diminimalkan oleh brand dengan cara memilih influencer yang berintegritas.
2. Biaya besar
Influencer memberikan impact yang sangat besar bagi brand saat melakukan review produk. Oleh karena itu, ongkos yang dikerahkan untuk bekerjasama dengan influencer juga tidak sedikit.
Baca Juga: KOL Marketing: 3 Tips Mudah Menentukan dan Memilih KOL!
Jadi, Yang Mana Lebih Baik, UGC atau IGC?
Untuk #HaloKawan yang memiliki small business dan memiliki budget yang ketat, User Generated Content (UGC) bisa jadi pilihan yang terbaik. Review autentik dari pelanggan yang sukarela dapat menjangkau pelanggan lebih luas.
Namun, bila brand #HaloKawan ingin mempromosikan produk dengan target audiens yang spesifik, Influencer Generated Content (IGC) lebih cocok. Bekerjasama dengan influencer dapat mempersempit target audiens yang niche, serta memastikan konten memiliki sentimen positif dan kredibel.
Tentunya IGC dan UGC dapat dikombinasikan untuk menghasilkan strategi pemasaran yang lebih efektif lagi. Bila artikel ini bermanfaat untuk #HaloKawan, jangan lupa bagikan ke temanmu yang membutuhkan, ya!
Kalau kamu ingin selalu update tentang brand news, marketing tips, dan social media update, jangan lupa untuk selalu ikuti HalokaTalks!
Penulis: Dimas Prasetyo
Penyunting: Stephanie Regina, Deborah Patricia, Gracia Yolanda Putri
Sumber:
- User-Generated Content vs. Influencer-Generated Content – What is the Difference?
- User-Generated Content(UGC) Stats And Facts – 2023
- How to Connect with Consumers via User-Generated Content [Infographic] (Mei 2016)
- Consumer Trust in Online, Social and Mobile Advertising Grows (April 2012)Key Influencer Marketing Statistics to Drive Your Strategy in 2023 (Januari 2023)